Tuesday, November 26, 2013

MUHAMMAD YASMIN BURNIAT- Yas Budaya

27 November 1939 - 6 Oktober 2013

Mengajarkan kepada Anak Mengenal Allah-bersama Dedi Danialdi PN (anak pertama)

sholat ied di Mesjid Agung Palembang, 1974

Ekspresi Cinta di mahligai dunia ayah dan mama

- semoga bersatu kembali di akhirat kelak

dan akhirnya, dua hati itupun menyatu
mengarungi bahtera luas
hingga akhir hayat memisahkan keduanya.....
cerita yang terungkap ketika kami dewasa
................Adakah kau tahu?
Bahwa batang yang kuat berakar tempatmu bersandar melihat tamasya yang molek berdandan menyambut fajar Illahi itu akan memeluk kasihmu sampai senja hari?.......................
(malam jum’at dinihari 02.05 wib,20 okt-
                                     1967. alone but never lonely- yasbudaya )   
 






di rumah Jl Radio No373, Palembang

lesehan di boulevard yogyakarta-ahad pagi

ayah selalu mendukung aktivitas mama meski dalam kondisi sakit
selalu berdua-tatkala menghadiri walimahan
H.M.Yasmin Burniat dan Hj.Hayati ZA

Sunday, November 24, 2013

di Penghujung Rindu

rasa yang selalu ia dambakan

rindu yang selalu ia abadikan

hanya bersatu dalam tulisan....
           .
             ungkapan kerinduan seorang anak    
     
catatan ayah: ntah kapan ayah menuliskannya.
kehilangan kasih sayang seorang ibu sangat mempengaruhi sikap ayah terhadap kami anak-anaknya, seolah ayah tidak mau kami merasakan apa yang dialaminya. seluruh kehidupan kami selalu dipenuhi kasih sayang ayah mama. Maha Penyayang Allah, ampunilah dosa kami juga dosa kedua orangtua kami, sayangilah mereka, sebagai mana mereka mendidik kami mengenal Mu, Ya Allah... aamiin...
 
 

satu pagi di sisi jalan kaliurang 1999

yogya, jakal, 1999




Ia pun terus melangkah
karena ia tahu tujuan pastinya
tunduk pada kerendahan hati yang tiada punah
menanamkan kasih dan rindu pada yang mencintainya

Ia pun terus melangkah
seolah tahu kapan ia harus menghentikannya
jiwa yang tenang dambaannya
kembali ke haribaan Pemilik, Sang Maha Kuasa.......

dedicated to my mom n dad (alm)
we love you...

Friday, November 8, 2013

DIALOG KERINDUAN 1



Palembang, 20 Juni 2012
07.30
Alhamdulillah, semalam sudah ku peluk dua rindu yang tak tertahankan
Sudah kucium dua pipi yang kudambakankan
 Titik air mata yang bening melunturkan kerinduan
Sembah sujud ananda yang tak terkirakan

I love you both…

kuketikkan untaian kallimat ini saat tiba di palembang dalam rangka liburan anak sekolah...
sedihnya... baru bisa melepas rindu setahun sekali, saat liburan sekolah.. :-(
dibaca ayah saat aku sudah pulang menuju ke bengkulu... dan dibalas melalui email... yang kupublish di DIALOG KERINDUAN 2


Saturday, October 26, 2013

DIALOG KERINDUAN 3

(sebuah email yang tak pernah sampai....)

ayah... ayah...
betapa kuingin kembali ke pelukan hangatmu...
betapa kuingin kembali mendapatkan ciumanmu...
betapa kurindu dirimu...
ayah... ayah... ayah...
ku tahu kini rindu itu tinggal harapan
ku tahu kini asa itu hanya sebuah mimpi
tapi kuyakin, satu masa nanti kita akan berkumpul kembali
insyaAllah di yaumil akhir nanti...
ayah...
hanya ini ungkapan rinduku padamu yang tak bertepi....


tanggal 25 Oktober kemarin, kucoba berkirim email... ah... bahkan email ayah pun tidak mau menerima pesan lagi.. :-( 
 DAN DIALOG PUN MENJADI SEKEDAR MONOLOG.......................

DIALOG KERINDUAN 2

(JAWABAN UNGKAPAN RINDU ANAK DARI SANG AYAH)

Tersekat nafas didadaku saat kau memelukku, nanda
Beberapa saat itu pandang kalbuku kembali 30 tahun lalu
Bila kupulang kerja kau menanti dibalik pintu
Sembari mengangkat tangan minta gendongku
 
Duhai………..
73 tahun perjalanan hidupku kini,
Peristiwa itu tak sezarahpun lenyap dari lembaran kalbuku
 
Kini kau kembali memelukku………rinduku bergelora dalam kalbuku….
 
Sepekan  kita berkumpul………terasa bahagia dalam kalbu
 
Hanya sepekan……….
Wajah sendu dengan uraian air mata didalam innova……..
Sampai saat ini sering menjelma dalam kesendirianku…….
 
Selamat anakku………..
Semoga kau sukses dalam perantauan
Sukses dalam perjuangan
Sukses dalam mendidik anak bangsa
 
Ayah ikhlas kita berpisah…….
Meneruskan kiprah perjuangan mama…….
 
Jadilah srikandi Indonesia…………
Pahlawan sejati………Pahlawan tanpa tanda jasa……
 
Semoga Allah subhanahu wa ta’ala senantiasa membimbingmu dalam melangkah
Rindu  dan do’a ayah dan mama .
.
Palembang, 06.7.2012 {Jum’at} 20.35
 

jawaban ini kudapat melalui email yang kubuka tanggal 8 Juli 2012

Wednesday, October 16, 2013

Cerita dari Kelana





Oleh : Keltan (kelana tandus)


Dulu…….
Terkadang aku bisa tersenyum ria……..terkadang juga aku bisa menangis sendu,bersama ulasan katamu penuh nikmat

Lalu kusemai bibit kasih…….kupupuk pepohonan  terakhir…tumbuh subur mendambakan hati dengan satu kedamaian….

Sayang setelah berdaun rindang…… mawar merah melati putih yang menghijau subur………kini terkulai layu……..
Dihantam terik sang surya  tiada  kenal ampun..

Dan kini…..
Hujan tiada damparkab air pada bumi……sedang terik mentari kian membara……
dedaunan hijau kian gersang bersama deraian tanah kian tandus,

Lalu……….kutadah tangan kelangit……
dengan hati bergeletar dipembaringan hampa..bersama isak nafas
tersendat dibawa  maut berlari………kau biarkan  ‘kelana’ mengharap curahan hati……

Kemana mana  batas penantian kelana….
Dilangkahkan  kaki keujung  jalan……..
dinanti ia  diperbatasan  kota……..ditemui ia disuatu senja……tapi sia sia….

Ah…kasihan….mengapa ia memutus hidup seria ini……..membunuh pepohonannditerik……

Curahkan  kasihmu dilubuk  hati…….sebelum langit dan bumi terkatub jadi satu.

                                    (kelana-sudut makam pahlawan)
                                      5 November 1967.

…..jika didunia kita tidak merasakan kedamaian….baiklah….
       Semoga diakhirat kita kan damai…….   

Madah Kelana




                                    ( kupersembahkan  rahasia kepada  penyunting syair pujangga)

Kalau sekali waktu hati ini berkata sendiri akan terungkailah segala rahasia lama dari sebatang pohon yang tumbuh ditaman pujangga, lahir dari perasaan hati yang sepi menanti.

Adakah kau tahu kekasih ? Bahwa syair yang kau dendangkan bersama nyanyian burung di dahan rampak menyanyi sepi melega hati itu menyayat hati musyafir lalu?

Sebab setelah lenyap  senandung rindumu, burung burungpun terbang lalu?!

Adakah kau tahu?
Bahwa air yang menyiram pohonmu hingga berdaun rimbun tempatmu berlindung dihari terik itu, akan kering lagi setelah mentari sempat mengecup dan membelainya?

Adakah kau tahu?
Bahwa batang yang kuat berakar tempatmu bersandar melihat tamasya yang molek berdandan menyambut fajar Illahi itu akan memeluk kasihmu sampai senja hari?

Adakah kau tahu?
Bahwa embun jatuh bertaburan dipohnmu rindu mengikat pandang musyafir lalu itu, ‘kan menghapus dahaga dari tenggorokkannya yang tandus?

Adakah kau tahu?
Bahwa tarian rembulan nan berlincah atas pohonmu sendu dimalam sepi pertanda kasihnya padamu?

Dan adakah kau tahu?
Bahwa beringin tumbuh ditaman indah nan tidak berbuah pula itu akan jadi tempat insan berlindung dari teriknya mentari?

Kalau sekali waktu hatimu berkata sendiri bahwa kau tahu itu semua, maka aku akan berkata:
“ tiada dosa bagi diri yang menerima suatu kedamaian hati dan anugerah yang ikhlas suci…..
Dan berbahagialah hati tiada dosa demikian…..

                                    (malam jum’at dinihari 02.05 wib,20 okt-
                                     1967. alone but never lonely- yasbudaya )

Saturday, October 12, 2013

ACARA 'GAYUNG BERSAMBUT' TVRI PALEMBANG era 80-an

PANTUN MENJELANG UPACARA PERNIKAHAN ADAT SUMSEL- Yas Budaya




*****************************
TATA KRAMA MENJELANG PERNIKAHAN

___________________ binti ___________________
dengan
___________________ bin ___________________


PENYAMBUTAN ROMBONGAN CALON MEMPELAI PRIA
MC      :           Assalamu’alaikum warohmatullahi wa barokaatuh,
                        Bismillahirrohmaanirrohim,
                        Alhamdulillahirobbil’alamin,
                        Assholaatu wassalaamu’ala Rosulillah,
Wa’alaa aalihi washohbihi ajma’iin.

Hadirin yang kami hormati,
Selamat datang kami ucapkan,
Semoga Allah, melimpahkan rahmat dan keselamatan,
Serta petunjuk dan bimbingan.

Banyak orang dalam  rombongan,
Tentulah ada yang dihajatkan,
Kalau ada yang hendak dikatakan,
Kepada ketua rombongan kami persilahkan.

KETUA ROMBONGAN      :
                        Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barokaatuh,
                       
                        Menumbuk padi di lesung batu,
                        Menampi didulang-dulang,
                        Kami datang dari jauh,
                        Mohon diterima dengan senang.

TUAN RUMAH                     :
                        Wa’alaikumussalaam wa rohmatullahi wa barokaatuh,
                        Buah berembang tumbuh di Kuala,

                        Dimakan paksi berkawan-kawan,
                        Kalau boleh kami bertanya,
                        Datang kemari apa tujuan.

KETUA ROMBONGAN      :
1.      Samarinda negeri asal daerah,
Kota palembang tempat tujuan,
Hajat hati mencari saudara,
Untuk menjalin kekeluargaan.

2.      Ada cerita dinegeri kami,
Dibawa dari kota bari,
Sekuntum mawar tumbuh bersemi,
Menawan hati bujang kami.

3.      Buluh Perindu suling sakti,
Suara merdu menyayat hati,
Rindunya sudah tak tertanggung lagi,
Demamnya semakin menjadi-jadi.

4.      Suara merdu si burung kenari,
Burung dara terbang tinggi,
Karena rindu kami datang kemari,
Bawa cindera mata tanda cinta kasih.

5.      Memakai gelang akar bahar,
Untuk penangkal sakit gigi,
Konon kabar yang kami dengar,
Keduanya telah mengikat janji.

6.      Naik sekunar ke pulau Selayar,
Pergi menangkap ikan tenggiri,
Kalau benar yang kami dengar,
Kami datang memenuhi janji.

7.      Pulau Bangka penghasil timah,
Pohon lada hasil sampingan,
Kalau cenderamata sudah diterima,
Mohon pula anak dinikahkan.

8.      Pohon mangga tumbuh digunung,
Tidak sebanyak tanaman salak,
Mohon maaf mohon ampun,
Kalau bicara banyak yang salah.

TUAN RUMAH         :
1.      Pasar Sekanak tempat berjualan,
Menjual sapi sembelihan kurban,
Kalau disimak dan direnungkan,
Tahulah kami kehendak dan tujuan.

2.      Kuning emas burung dewata,
Indah bulunya cahaya berkilauan,
Kami terima semua cenderamata,
Kalaulah itu maksud tujuan.

3.      Tinggi batang si pohon bira,
Daunnya lebar jatuh ketanah,
Rombongan datang kami gembira,
Dengan gegawaan cenderamata.




4.      Kelapa tumbuh di ujung dusun,
Airnya diminum terasa segar,
Cerita tuan kami dah maklum,
Apa yang didengar adalah benar.

5.      Anak saudagar pergi berburu,
Kadal melompat ke lubang batu,
Kami mendengar rasa terharu,
Bakal mendapat anak menantu.

6.      Itik serati berenang di kali,
Asyik makan daun keladi,
Puteri kami memang mengikat janji,
Dengan putra Bapak yang baik budi.

7.      Menangkap kuda di tengah padang,
Badak bercula sukar didapat,
Lengkap sudah segala gegawaan,
Sempurna pula, syarat beradat.

8.      Anak tekukur si burung balam,
Kena pikat putra Bangsawan,
Sudah cukup panjangnya kalam,
Tiba saatnya anak dinikahkan.

9.      Kalau desa menjadi kota,
Tanda dunia mulai tua,
Kalau  ada yang salah kata,
Mohon maaf setulus-tulusnya.

Wassalamu’alaikum wa rohmatullahi wa barokaatuh.



MC      :           Hadirin yang terhormat,
Gayung telah bersambut,
Kata bulat telah mufakat,
Terkabul pula semua hajat.

Dengan mengucap : “Bismillahirrohmaanirrohiim”,
Acara akad nikah,

___________________ binti ___________________
dengan
___________________ bin ___________________

                        segera kita laksanakan.

Kepada para hadirin, para undangan, dan rombongan calon besan, kami silahkan masuk ke ruang upacara pernikahan.



***********************************************




Plg, 22022004
Yas Budaya.